asncpns.com - Para tenaga honorer kategori dua (K2) saat ini sedang naik pitam alias marah. Hal ini disebabkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi membatalkan pengangkatan honorer kategori dua (K2) menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Sehingga penyelesaian terkait honorer K2 di zaman pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dicap tidak punya hati dan rasa prikemanusiaan.
Para tenaga honorer K2 itu tidak menyangka dengan keputusan pemerintah yang sudah membatalkan pengangkatan CPNS dari jalur honorer K2. Adapun dampak buruk yang terjadi di lapangan akibat keputusan pemerintah itu, diantaranya banyak anggota honorer K2 yang mengalami depresi bahkan sampai ada yang jatuh sakit berkepanjangan. Hal ini disampaikan ketua Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih. "Saya mendapatkan laporan dari para korwil, anggotanya sudah banyak yang seperti orang gila. Ada yang tertawa terus menerus, menangis sepanjang hari, dan yang diam malah sakit stroke. Ini bukan cuma bualan tapi riil di lapangan," terang Titi, seperti dikutip dari JPNN, hari Sabtu (23/01/2016).
Titi menyebutkan, dirinya ingin membuktikan ucapannya terkait dampak yang ditimbulkan dari pembatalan pengangkatan CPNS itu kepada MenPAN Yuddy. "Kan menteri suka blusukan, lihat dong itu honorer K2 kondisinya sekarang seperti apa. Mereka saat ini seperti orang kurang waras," ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, apabila pemerintah melakukan pembatalan pengangkatan CPNS untuk honorer K2 sejak awal tahun 2014 atau 2015, mungkin honorer K2 masih bisa menerimanya dan kondisi para honorer tidak akan seperti sekarang ini. Namun, dalam kenyataannya kejadian itu sudah terjadi, apakah pemerintah bisa bertanggung jawab. "Kalau dibatalin sekarang setelah memberikan janji-janji, ya kami tidak terima. Kami akan tuntut janji itu," tegasnya.
Seperti yang sudah diketahui bahwa para honorer tersebut akan menuntut janjinya dengan cara melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran. Dalam aksi tersebut, akan dihadiri ribuan honorer yang siap mati demi memperjuangkan nasibnya. Aksi tersebut rencananya akan dilaksanakan pada 10-12 Februari 2016 mendatang di depan Istana Presiden. Aksi ini disebut dengan "Jihad Akbar".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar