Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien menjadi tuntutan di era globalisasi yang sarat dengan persaingan global. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme ASN dalam pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik. Tuntutan terhadap profesionalisme ASN disebabkan oleh peranannya yang sangat strategis sebagai motor penggerak jalannya roda pemerintahan dan sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dengan peran dan posisinya yang sangat strategis, PNS diharapkan mampu terus berkembang dengan meningkatkan kualitas dan kompetensinya. Upaya untuk mewujudkan profesionalisme PNS penting dilakukan dengan melakukan penyesuaian pada penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan manajemen ASN.
Untuk mendapatkan ASN yang kompeten salah satu caranya dengan cara merekrut Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilaksanakan secara profesional dan transparan. Selama ini proses rekrutmen CPNS yang dilaksanakan oleh pemerintah dipandang belum mampu mendapatkan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Proses dan prosedur rekrutmen banyak dinilai publik cenderung diwarnai oleh praktik-praktik spoil system, yang masih cenderung mengedepankan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas PNS.
Kualitas PNS akan sangat ditentukan oleh sistem rekrutmen yang merupakan bagian dari pada proses aktivitas untuk mencari dan menemukan PNS yang memiliki motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatannya.
Rekrutmen sebagai perencanaan strategis dan langkah awal untuk mendapatkan ASN yang handal harus dilaksanakan secara terprogram dan komprehensif. Hal ini untuk memprediksi kebutuhan PNS baik dari sisi kuantitas maupun kualitas diseluruh unit instansi pemerintah baik Puat maupun Daerah secara nasional. Secara teoritis, banyak metode dan teknik seleksi untuk mengevaluasi pelamar sesuai jabatan yang lowong dalam organisasi. Fenomena yang terjadi pada jajaran birokrasi pemerintah menunjukkan bahwa ASN saat ini belum memiliki kualitas yang sebanding dengan tuntutan perubahan strategis dan dinamika dinamika yang berkembang guna memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin komplek. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan langkah-langkah strategis sebagai upaya perbaikan untuk merespon tuntutan masyarakat terhadap peningkatan profesionalisme dan kompetensi ASN.
Peran CAT CPNS
Salah satu kunci untuk mendapatkan PNS yang profesional dan kompeten perlu adanya sistem rekrutmen pegawai ASN yang andal, transparan, dan bebas dari praktek KKN.
BKN sebagai salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai tugas fungsi menyelenggarakan kebijakan manajemen PNS mencoba menerapkan sistem rekrutmen CPNS dan PPPK berbasis CAT mulai tahun 2014.
CAT adalah suatu metode seleksi dengan alat bantu computer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS dan PPPK. Sistem CAT dalam rekrutmen CPNS ini merupakan metode seleksi yang menggunakan software dengan alat bantu computer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS.
Standar kompetensi dasar CPNS dan PPPK diperlukan untuk mewujudkan profesionalisme PNS.
Untuk menjamin standar kompetensi dasar CPNS dan PPPK dilakukan tes kompetensi dasar dengan menggunkan sistem CAT. TKD dengan sistem CAT mempunyai banyak kelebihan dan bisa meminimalisir adanya kecurangan karena nilainya bisa langsung diketahui sehingga lebih objektif, di samping itu proses pelaksanaan tes kompetensi dasar lebihcepat, praktis, dan efisien yang akan lebih menghemat biaya.
Namun ada beberapa hal yang perlu dipikirkan ketika seleksi tes CPNS dan PPPK menggunakan metode CAT ini yaitu seperti adanya fasilitas komputer dan jaringan LAN yang memadai, sumber listrik yang bebas pemadaman atau di back up dengan UPS, tenaga ahli komputer dan jaringan yang menguasai sistem CAT, dan kuota peserta tes yang terbatas karena sistem CAT tidak bisa dilakukan secara masal dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang serentak karena keterbatasan Informotion Technology (IT).
Tujuan penerapan CAT adalah untuk mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian, menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional dan menetapkan standar nilai. Sedangkan kegunaan dan manfaat sistem rekrutmen berbasis CAT ini adalah peserta tes dapat mendaftarkan melalui internet secara ma ndiri dan cepat, peserta tes dapat dinilai langsung sesuai dengan hasil yang diperoleh pada saat tes selesai, komputer menyediakan keseluruhan materi soal kompetensi dasar (tes pengetahuan umum, tes intelegensia umum dan tes karakteristik pribadi), penilaian dilakukan secara obyektif, transparan, dan akuntabel, serta peserta ujian dapat mengakses pencapaian hasil (skor) yang diperoleh secara mudah.
Sistem Penilaian CAT CPNS
Prosedur Penilaian CAT System
Penilaian dilakukan dengan menggabungkan total nilai atau dengan passing grade yang telah ditetapkan. Ada tiga materi tes yang terdiri dari Tes Pengetahuan Umum, Tes Inteligensi Umum atau Tes Substansi Kepegawaian/Instansi, dan Tes Karakteristik Pribadi dengan jumlah soal sebanyak 100 soal dan total nilai tertinggi 500. Penilaian untuk setiap jenis tes dapat dilihat pada mekanisme penilaian di samping.
Komposisi Soal Ujian CAT
Materi ujian dalam seleksi CPNS menggunakan CAT adalah terdiri dari Tes Kompetensi Dasar, dimana di dalamnya terdiri dari Tes Karakteristik Pribadi (TKP), Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Komposisi Kesulitan Soal tes CPNS dengan basis Computer Assisted Test adalah memiliki detail sebagai berikut: Komposisi Soal dan Bobot Kesulitan Soal CAT
Senin, 28 Desember 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar