asncpns.com - Mungkin pepatah "jangan nilai buku dari sampulnya" ada benarnya juga. Hal ini dibuktikan oleh seorang guru honorer yang mengajar di SMA Negeri 8 Kota Ternate. Meskipun masih menyandang status honorer, hal ini tidak menghalangi Meti Ginatisari untuk berprestasi. Hal ini dibuktikannya dengan meraih nilai tertinggi dalam Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diikuti oleh 2.658 guru di seluruh Ternate.
Dengan prestasi yang diraihnya yaitu mendapatkan nilai 8,76 atau yang tertinggi dalam UKG, membuat Meti berhak atas penghargaan yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Ternate. Sesuai dengan janji Kadiknas, Diknas akan memberikan penghargaan sebesar Rp5 juta. Penghargaan itu diberikan untuk guru yang memiliki nilai UKG tertinggi di Malut, sebab Malut menduduki posisi terendah untuk hasil uji kompetensi guru di seluruh Indonesia.
Diharapkan, pengharagaan yang diberikan ini bisa menjadi sebuah motivasi tinggi bagi guru-guru lain dan lebih meningkatakan kompetensi diri menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan guru-guru lainnya, serta bisa meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. "Apabila kompetensi guru tidak baik maka itu akan berpengaruh pada pendidikan di Provinsi Malut dan Kota Ternate pada khususnya," kata Meti.
Saat ini Meti Gitanisari masih tercatat sebagai honorer biasa di sekolah, tidak sebagai honorer Pemda. Dia mengabdi sebagai guru honor untuk pelajaran matematika sejak 2009 sampai saat ini. Meti berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa lebih memperhatikan guru honorer dan diangkat menjadi PNS.
Mengalahkan ratusan kepala sekolah se-Kota Ternate membuat dirinya bangga. Dalam UKG mata pelajaran matematika, Meti harus menjawab 60 butir soal. Alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu hanya salah 11 nomor. "Meski mendapat penghargaan berupa hadiah uang sebagai bentuk motivasi, akan tetapi, saya sangat berharap agar pemerintah lebih memperhatikan guru honorer, agar dibuka lagi pendaftaran untuk pendaftaran PNS," tutur perempuan asli Bandung itu.
0 komentar:
Posting Komentar