Menurutnya seleksi hanya administrasi ini untuk meminimalisir honorer bodong yang dinilai sudah meresahkan. Hal ini juga masih sangat riskan untuk di manipulasi karena tes CPNS honorer ini harus diisi dengan honorer K2 yang asli. "Hal ini sangat rentan dimanipulasi ataupun disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Harusnya diisi oleh honorer K2 yang asli," tambah dia.
Bambang mengatakan pengabdian para honorer harus dihargai. Apalagi banyak honorer yang mengabdi di daerah terpencil. Dia juga menambahkan bahwa honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun ini tidak mungkin tidak memiliki kompetensi untuk menunjangnya dalam bekerja mengingat masa pengabdiannya sudah tahunan bahkan puluhan tahun. "Kalaupun memang dinilai masih kurang, bisa diberi pelatihan misalnya untuk pendidikan, kesehatan dan pegawai teknis jika dinilai ketinggalan jaman bisa mereka diberi pelatihan," tuturnya.
Sementara itu sebelumnya pemerintah menyiapkan 2 opsi dalam penyelesaian K2 ini. Pertama, dengan melakukukan tes CAT CPNS dan yang kedua tanpa melakukan tes CAT CPNS. Tapi tetap kedua opsi ini dilakukan proses verifikasi dan validasi (verval) sudah diajukan setiap instansi disertai surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM) tapi belum diverifikasi dan dianalisa oleh KemenPAN-RB.
Deputi SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Setiawan Wangsaatmaja, menjelaskan bahwa pengangkatan honorer tanpa tes ini bisa saja terjadi, karena honorer merupakan produk kebijakan politik. "Kalau DPR mendesak, apa boleh pemerintah siap melaksanakan opsi pengangkatan tanpa tes. Tes yang diberlakukan hanya tes administrasi saja," ungkapnya.
Sebelumnya, pemerintah didesak Komisi II DPR untuk melakukan seleksi administrasi saja untuk para honorer ini. Tapi tetap MenPAN-RB memberikan kuota honorer K2 yang akan diangkat hanya 30 ribu karena mengisi formasi kosong.
0 komentar:
Posting Komentar