Kurangnya guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang paling menonjol ialah di jenjang SMP. Menurut data Kemendikbud total guru TIK saat ini berjumlah 28.042. Perinciannya sekitar 7.914 yang berstatus PNS, 4.895 orang guru tetap yayasan, dan 15.233 orang guru honorer. Apabila di seluruh Indonesia dikaitkan dengan jumlah belajar, maka kebutuan untuk guru ideal mata pelajaran TIK pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) ialah 37.007 orang, dan itu artinya masih banyak kekurangan guru TIK di negara indonsia yang jumlahnya mencapai sekitar 8.965 orang.
Dengan dihapusnya mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada kurikulum 2013 sempat dicekam. Guru TIK yang sudah mengajar menjadi terdepak. Hal tersebut dibantah oleh pemerintah, bahwasanya pemerintah menyebut Indonesia kekurangan banyak guru TIK. Dengan dihapusnya pelajaran TIK bukan berarti guru-guru tersebut yang selama mengajar akan kehilangan job. Pernyataan ini seperti yang dikatakan oleh Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Ditjen Dikdas Kemendikbud Sumarna Surapranata.
Kemendikbud sudah menetapkan bahwa untuk guru TIK memiliki fungsi seperti guru bimbingan konseling (BK). Sumarna mengatakan bahwa, “Guru TIK kini tugasnya membantu siswa atau sesama guru untuk TIK,”. Dengan fungsi barunya tersebut, kebutuhan guru TIK sangat besar, karena mereka memiliki tugas untuk membina atau membimbing minimal 150 siswa.
Dengan kondisi seperti ini, Sumarna juga menghimbau agar para guru TIK tidak meributkan lagi tentang penghapusan mata pelajaran TIK saat ini. Untuk calon guru TIK yang masih kuliah, diminta untuk serius belajar, karena masih besar lowongannya,dan seharusnya sejak awal Kemendikbud membuka lowongan apabila di Indonesia terdapat kekurangan atau minimnya guru TIK.
Beliau juga mengatakan bahwa jangan sampai Kemendikbud bilang ada kekurangan guru lagi, sedangkan untuk Kementerian lain yang berencana untuk moratorium CPNS baru kurang lebih selama 5 tahun. Terkait dengan urusan pembinaan guru, sulistyo sangat berharap adanya restrukturisasi organisasi di Kemendikbud. Ia pun menuntut janji Presiden Joko Widodo yang akan membuat dirjen khusus di Kemendikbud yang bertugas untuk melakukan pembinaan guru di semua jenjang pendidikan tersebut.
Untuk saat ini tentang urusan pembinaan guru di Kemendikbud memang terpisah. Pembinaan guru SD dan SMP ada di Ditjen Dikdas, Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, dan informal (PAUD) bertugas untuk membina guru SD dan untuk Pembinaan guru SMA serta SMK ada di Ditjen Pendidikan Menengah. Alangkah lebih baiknya lagi pembinaan guru ini ditangani oleh satu Ditjen supaya lebik efektif.
Di daerah dalam provinsi Jambi hampir semua kekurangan guru untuk jenjang SD. Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, M Rifai, melalui Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kota Jambi, Sofyan mengaku bahwa kurangnya guru SD, namun ia mengakui tidak hapal dengan jumlah kurangnya guru tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar